Senin, 23 September 2013

Lanjutan KONTOL BESAR AYAH ANGKATKU


Aku yang sudah dibuai nafsu tidak tinggal diam. Aku angkat kepala ayah angkut saling berhadapan, segera dua pasang bibir saling melumat. Mulanya aku kaku tidak membalas lumatan bibir ayah angkatku, maklum baru pertama kali dicium. Karena merasa mulai nikmat, akhirnya aku balas lumatan bibirnya. Sementara tangan ayah angkatku mulai menyibakkan celana pendekku. Dari permukaan CD, memekku diusap-usap, ada rasa geli-geli nikmat. Aaaah... keinginanku terulang lagi. Kali ini rabaan tangan pada memekku semakit kuat, tangannya bergerak liar melepas CD, aku mengangkat pantatku agar CD mudah lepas. Jadinya aku sudah telanjang bulat, tanpa setahuku ayah angkatku juga telanjang. Jadinya kami bepelukan erat, hangar sekali himpitan tubuhnya, dua susuku didekat erat dada berbulu lebat. Kemudian ciuman ayah angkatku turun kesusu, perut, lalu sepasang pahaku dikecup-kecup. Aku menggelinjang nikmat ketika bibirnya dengan lembut melumat memekku.
“aaaaah.....seettttt..... yah..... memekku diapain, rasa nikmat bangen” aku mengeluh nikmat saat lidahnya menjilat-jilat belahan memekku sampai itilku kena lidah juga. Bunyi cepak-cepok sangat seirama dengan beradunya lidah dan bibir memekku.
“El... memekku mulus banget, ayah jadi ngiler nih El,” kudengar ayah meracau sambil terus menjilat-jilat itilku.
“uuuuuuuuuuuuuuh......seeettttt......aaaahhh,” aku menjerit nikmat tatkala bibir ayah angkatku menyedok kuat itilku. Aku menggelinjang sambil mengangkat pantat, saking nikmatnya tanpa sadar dua pahaku menjepit kepalanya, dua tanganku menekan keras kepala ayah angkatku.
“seettt......uuuh..... aaaah......cret...cret....creeeeeeeet,” aku mendesah panjang nikmat banget, itilku seperti meledak, lubang memekku berdenyut-denyut keras. Aku marasa ada air keluar dari lubang memekku.
“aaaah........ yaaah........El........pengin pipis......lepasin yah,” tanganku berusaha melepas kepalanya. Tapi bibir ayah angkatku tambah lengkat menempel dilubang kencingku. Aku tidak tahu itu namanya orgasme, yang aku tahun rasa nikmat sudah lepas meski tubuh terasa lemah tak bertenaga.
Setelah lepas dari memek, ayah angkatku bergerak naik, tubuhku ditindihnya. Sekali lagi bibirnya bergerak liar mencium, menjilat kemudian mencaplok bulatan susuku bergantian. Dari arah bawah memekku yang masih gundul digesek-gesek benda lunat tapi keras. Aku penarasan, akhirnya tanganku menggapai benda itu, iiih rasanya kenyal-kenyal.
“yaaah...... ini apaan, dibawah perut kok ada benda bulat, panjang, keras tapi kenyal.”
“itu namanya kontol sayang.”
Tanganku gemetar, tanpa sadar aku remas kuat-kuat
“aaah.....uh....uh......” ayah angkatku mendesah-desah “teruss......terus......remas kontolku...........konn.....kontolku ngaceng El.” Tanganku tambah kuat ngocok-ngocok kontol, rasanya nikmat banget megang kontol besar lagi ngaceng. Sementara jari tangannya bergerak liar nusuk-nusuk lobang kencingku, kadang diusap-usap ujung itilku yang kurasa sangat keras, pertanda itilku lagi ngaceng. Lobang memekku tambah gatel, pengin ditusuk kontol yang aku genggam.
“yaah......lobang memekku gatel nih.....aakh...seet, tolong diobatin dong.” Pintaku pengin merasakan lobang memekku digaruk-garuk pakai kontol.
“yaaa.......sayang......” Ayah angkatku mengangkat badannya bertumpu pada dua tangannya, aku yang posisi dibawah merasakan sepasang pahaku dikangkang lebar-lebar oleh kakinya. Sementara itu ujung kontol ayah angkatku mulai mencari jalan masuk, memekku mulai terbelah, rasanya enak banget. Kontol ayah angkatku mulai menusuk, mencari lobang memekku yang masih sempit, berkali-kali meleset, kadang itilku kesenggol-senggol kontol. Akhirnya bles.....bles....kontol ayah angkatku mulai masuk sedikit demi sedikit. Memekku yang masih perawan seperti terbelas, rasanya pedih.. sakit, memekku seperti mau robek.
“Aaah.......huk.....huk....huk........yah memekku sakit.......yah memekku robek, kamu apain yang kok memekku dibelah pakai kontol,” aku menjerit menahan rasa sakit, memekku tambah pedih kayak disayat pakai silet. Ayah menghentikan tusukan kontolnya, sementara badannya membungkuk, bibirku dilumat panjang, badanku ditindihnya sampai dua susu terhimpit dada berbulu. Aku merasa lega ketika rasa pedih berkurang, yang aku rasakan nikmat banget ketika dua ujung pentilku yang keras dilumat-lumat bergantian.
“uuuuuh..........terusin yah...........gigit pentilku........pentilku gateeeel........terus.......terus.......jilat pucuk pentilku yaaaah....” Ayah angkatku tahu aku sudah merasa nyaman, kembali kontolnya bergerak masuk pelan-pelan dalam lobang memekku yang sepertinya tambah melar. Lobang memekku yang sudah basah oleh air pejuhku tambah licin mempermudah masuknya kontol itu. Pelan namun pasti kontol ayah angkut masuk semua memenuhi lobang memekku. Kontolnya besar, panjang tertanam dalam-dalam dilobang kawinku yang mulai berdenyut-denyut. Rasa sakit berganti menjadi rasa nikmat, memekku berdenyut-denyut mulai menggigit kontol.
“El........lo........lob........lobang memekmu sempit, uuh...........ih...ih nikmat banget njepit kontolku” ayahku meracau nikmat saat lobang memekku berdenyut-denyut kuat. Saking kuatnya denyutan memekku, kontol ayah angkatku seperti mengeluarkan air pejuh cret.....cret.......creeeet...........creeeeeeetttttttttttt nyemprot sangat deras memenuhi rongga-rongga memek.
“yaah.........memekku hanget banget................ayah kok kencing dalam memekku.........memekku basah nih yah. Kontol ayah nakal..........memekku ditusuk-tusuk..................robek nih yah.”
“El..... kamu nyesel kontolku merawani memekmu.”
“Ngak yah, tapi lobang memekku jadi lebar........yaah..... itilku jadi bengkak...... ayah sih....kontolmu nakal banget......jadinya Elsa sudah tidak perawan lagi.”
Kami saling menindih, tapi memekku tidak mau lepas dari kontol yang masih nancep, memekku tambah kuat menggigit, rasanya pengin kawin terus sampai puas. Akhirnya kami berdua tidur saling berpelukan, kali ini posisiku diatas, susuku mengganjal dada ayah angkatku yang bidang berbulu.
Azan subuh membangunkan kami berdua. Ayah angkat yang masih lelap tidur aku cumbui lagi, puting dadanya aku gigit gemas bergantian. Kontolnya yang sudah lembek, mulai bangkit lagi. Ayah angkatku yang masih terlelap tidur tidak sadar kalu kontolnya lagi ngaceng. Aku segara naik, aku tindih tubuhnya, aku duduki kontolnya dengan memek. Aku angkat sedikit pantatku, kontolnya aku pegang, aku arahkan pada lobang memekku, aku tekan pantatku....bles.....blees......bles.......blesek masuklah tuh kontol memenuhi lobang kawinku.
“Uuaaah............El......El........kamu apakan kontol......kok rasanya enak banget” ayah angkatku sudah bangun.
“Yaaah.......enak.....nikmat banget kontolmu.” Sambil naik turunkan pantat, aku raih tangannya.”yaaah.....susu diremas....... ooooh en.......en.....ennnaaaak......an, yah....yah......pentilku yah pengin digigit......pengin diisep........gatel banget.......pentilku gatel yang......”
Ayah angkatku berbalik, sekarang posisiku dibawah. Dengan bertumpu pada dua tangannya, pantatnya naik turun menggenjot memekku. Kali ini memekku tidak sakit lagi, tapi merasa yaman menerima tusukan-tusukan kontol panjang. But.....prek.......but...pret.......memekku seperti mau kentut, ayah angkatku tambah semangat demi mendengar bunyi memekku yang dipompa pakai kontol. Aku terus melayang, kawin kali ini rasanya sangat nikmat beda dengan tadi malam, mungkin karena lobang memekku sudah sangat longgar dijebol kontol besar. Biji itilku seperti keluar mau loncat... mau lepas dari memekku. Lagi-lagi ada bunyi but.....pret.....but.....pret, srak.....sruk....kecepak....cepok......memekku tambah basah, dari lobang memekku seperti keluar air pejuh.
Tiga puluh menit aku menikmati sodokan-sodokan kontol, aku sudah tiga kali keluar air pejuh, memekku banjir membasahi kontol ayah angkatku yang makin kuat keluar masuk merojok-rojok memekku. Dan lagi-lagi tubuh ayah angkat ambruk menidih tubuhku, kontolnya masuk tertanam makin dalam.....lalu sleer......crot.....crot.......crooooooooottttttt......kembali air pejantan tangguh itu memenuhi lobang memekku. Rasanya hangat....kental.....sperti gretel....gretel masuk pada lobang rahimku. Aku peluk kuat-kuat tubuhnya, dua kaki menjepit menekan pantatnya, rasanya kontol itu tertanam dalam-dalam menyiramkan air cinta. Memekku terus menjepit.....aku jepit terus kontol perkasa itu....aku tidak mau lepas. Perlahan-lahan kontol ayah angkatku mulai lemas kemudian mengecil, akhirnya plop....plop.....kontol itu keluar dari memekku. Tubuh ayah angkat jatuh terguling disisiku.
“El.......memekmu.....eeem enak banget” Tangannya meraba-raba susuku, diciumnya pipiku bergantian kanan kiri. “El...... ayah bahagia banget bisa menikmati memekmu, sekarang kamu sudah tidak perawan lagi El.”
“Yah....Elsa seneng kok diperawani sama ayah.” Aku belai sayang kontolnya yang sudah lemes. “yahh.....kontolmu enak banget dalam lobang memekku, sampai itilku seperti mau lepas”
Karena suah jam enam pagi kami bangun, takut dipergoki mak Ijah, ayahku keluar duluan minta dibelikan rokok. Karena aku masih capek, akhirnya masuk sekolah. Seharian aku menemani ayah angkat menyelesaikan pekerjan kantor. Kami bersikap seperti biasa, tidak ingin rahasia kami terbongkar oleh siapapun, apalagi oleh ibu angkatku. Aku patuhi pesan ayang angkatku untuk menjada rahasia itu. Meskipun sembunyi-sembunyi aku dan ayah angkatku selalu berhubungan intim layaknya suami istri. Ayah angkatku pandai mengatur waktu, setelah ibu angkatku tertidur pulas karen obat tidur, barulah kami melakukan hubungan badan. Terkadang ketika ibu angkatku sedang disetubuhi aku cemburu, memekku ikut-ikutan ngaceng. Aku tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun, mungkin karena aku belum haid.
Lima tahun sudah hubungan cinta terlarang kami berjalan lancar, karena aku sudah muali haid, aku rajin minum pil KB supaya tidak hamil. Tubuhku sudah berubah, sepasang susuku yang dulu masih kecil jadi tambah besar, padat, membusung, apalagi pentilnya makin tambah besar dan panjang. Penampilan postur tubuh seperti ibu-ibu, bagian pinggang tambah besar, memekku yang sering disodok kontol besar tambah lebar. Dua bibir memekku tambah panjang, itilku tambah nonjol kalau lagi ngaceng malah keluar. Biarin yang penting ayah angkatku tambah sayang, aku minta apapun dibelikan. Bahkan ketika aku sekolah di SMA faforit di Surabaya dibelikan mobil BMW.
Menginjak kelas XII di SMA, ibu angkatku meninggal dunia akibat kanker rahim yang sangat ganas. Ayah angkatku sekarang jadi duda. Aku bepikir tidak mungkin selamanya melakukan hubungan seks tersebunyi, aku sudah bosan menjadi anak angkat, aku pengin jadi istri ayah angkatku. Meskipun belau sudah berumur 46 tahun, tapi penampilan fisiknya masih gagah, apalagi kontolnya yang tambah perkasa, membuat memekku tambah ketagihan. Meskipun demikian kami selalu menjaga rahasia. Aku pikir belum saatnya mengungkapkan perasaan cintaku. Aku berusaha menjadi pengganti ibu angkatku, aku ingin ayah angkatku merasa kalau aku ini istrinya. Aku ingin menjadi kebanggaan ayah angkat, yang kekasihku. Aku tunjukkan prestasi sekolahku, sehingga ketika ayah angkatku mengambil pengumuman ujian nasional beliau terkagum-kagum. Aku lulus dengan nilai baik, aku mendapat rangking satu. Inilah saat yang baik untuk mengungkapkan keinginanku, maka ketika diperjalan pulang aku menggelendong manja meskipun ayah angkatku sibuk nyetir mobil.
“Yah......... masih sayang nggak sih sama Elsa.” Tegurku manja.
“El.....El...... kamu kan sudah tahu. Ayah sayang banget sama kamu. Apalagi sekarang tambah cantik, tambah bahenol lagi.” Beliau menyambut ombrolankun, sambil mengulurkan tangan kirinya meremas susuku.
“Iih... ayah, jangan dijalanan yah, tuh banyak orang...” Aku tersenyum, tapi memekku gatel lagi. Seerr...air memekku keluar, celdamku basah tembuh kerak abu-abu seragam sekolahku.
“Habis kamu dari ngelendot terus kayak anak kecil.”
“Yang jadi anak kecil kan ayah, bukan aku.....heee...... mau bilang apalagi sayaang, ayo ngaku.”
“Ayah jadi banyi kan karena susumu, kamu sih suka netekin ayah.”
“Yah, aku lapar, pengin makan bebek goreng nih.”
“Kok tumben, kamu pengin bebek goreng....., kaya lagi nyidam saja.”
“Jadi ayah seneng kalau Elsa lagi nyidam.”
“Beneran....El.......kamu hamil ya.......kok baru bilang.”
“Ayah enggak marah, kalau Elsa lagi mengandung anakmu.”
“Sudah berapa bulan El, ayah bahagia......akhirnya benih ayam tumbuh dirahimmu.” Lalu perutku diraba-raba.
“Beneran nih nggak marah.”
“Beneran El.... tapi.....tapi......apa kamu tidak malu dihamili orang yang sudah tua seperti ayah ini.” Beliau menjawaban dengan nada-nada cemas, spertinya takut. Aku jadi tambah sayang.
“Kalau ayah jadi suamiku Elsa nggak malu. Yaah aku pengin jadi istrimu ya... yah. Apa ayah enggak kasihan sama anakmu ini.” Aku pegang erat tangan kirinya ketika meraba-raba peritku.
“Kamu mau jadi istri El. Tapi kita harus pindah ke Purwokerto dulu, disna kita beru menikah.” Jawabnya dengan bahagia.
“Ya Tuhan.... akhirnya doaku terkabul, Kamu mengijinkan ayah angkatku jadi suamiku.”
“Ya......ayahpun megharapkan kamu jadi istriku, aku sekarang jadi lelaki sejati bisa menghamili Elsaku yang cantik. Eh......jadi nggak mampir kerumah makan El.”
“Iya dong....lagian perut sudah lapar, apalagi anakmu sayang.”
“Mulai sekarang aku mau panggil mama, bolehkan ?”
“Ya, jelas......tapi kalau sedang berdua saja ya pa.”
Setelah selesai mengurus ijasah disekolah, kami pindah ke Purwokerto. Disana kami menikah, rumah kami tidak hanya sebagai tempat tinggal, halaman depan yang luas menjadi areal pertokoan. Aku dan suamiku mulai hidup baru, kami sama-sama merintis usaha pertokoan. Sedangkan perusahaan suamiku di Surabaya dikelola oleh orang kepercayaannya. Tiap dua minggu sekali kami datang melihat perkembangan perusahaan. Menjelang kehamilanku diusia sembilan bulan, suamiku sering dirumah menunggu kelahiran anak kami. Rasanya kebahagiaanku sudah lengkap, aku selalu menjaga kepercayaan suamiku, semoga selamanya kami tetap bahagia.

1 komentar: