Minggu, 29 September 2013

RINDU.....OH RINDU (LANJUTAN)


“Ma............,sudah malam.....,istirahat mas.” Rupanya aku yang sedang asyik menulis tidak menyadari kehadiran istriku. Ada rasa hangat yang mengganjal dipunggungku. Rindu memelukku erat dari belakang, sepasang susunya yang hangat ditekan-tekan halus pada punggungku. Tangan kirinya menelusuk musik dalam celana, lalu kontolku dielus lembut.
“Ya.........., sayang......, sebentar aku matiin komputer dulu.” Aku segera mematikan komputer. Segera berpaling pada Rindu, kupeluk erat pinggangnya. Bibirnya yang tipis tersenyum manis segera aku lumat.....rasanya kenyal tapi hangat.
“Rin........., kok kamu belum tidur.” Tegurku sambil meremas bulatan pantatnya.
“Aaaaah........., mas aku tadi sudah tidur sambil nyusui si Dikhan.” Rindu tambah semangat membalas lumatan bibirku. “Mas.......kamu capek nggak, aku pengin kawin....., memekku senut-senut pengin ditusuk pakai kontolmu mas.....” Tangan kirinya mengurut-urut kontolku biar tambah ngaceng.
“Aaaaah......enak banget Rin.......” Aku melenguh panjang, lalu dasternya aku turunkan, rupanya rindu tidak memakai kutang sama celana dalam. Kami berdiri saling berpelukkan, tubuhku membungkuk, mulutku mencaplok sepasang susunya yang menantang. Pentilnya aku gigit kecil bergantian, kadang yang kiri, kadang ganti pentil kanan. Air susunya yang manis muncrat deras dalam mulutku.
“Aaaaaaaah.........enak banget, terus.........truuus........isap pentilku........mas........itilku jadi tambah ngaceng.”Kepalaku ditekan kuat-kuat pada susu kanannya.
“Rin......, pindah kekamar, kasian si Dikhan tidur sendirian.” Rindu menurut. Segera aku bopong tubuh istriku, lalu aku turunkan diatas kasur. Sepasang kakinya aku buka lebar-lebar, memek Rindu terlihat jelas, jembutnya yang lurus tertata rami mengikuti bentuk memeknya yang merekah. Dua bibir memeknya sekarang bentuknya sudah berubah, mulai menggelambir, tapi warnanya masih merah merekah. Aku usap-usap bibir memek itu naik-turun.
”Aaaaaah.........mas...........pegang terus memekku.......itilku pengin dijilat.........mas........jilat....mas.” Rindu merintih-rintih nikmat saat biji itilnya aku utak-utik pakai jari, saking gemasnya aku pijit-pijit. Rasanya biji itil Rindu sudah keras, pertanda lagi ngaceng.
“Maaas..... jilatin.........uuh.......uhuk........setttt.” Pantatnya goyang kiri-kanan saat jari tengahku masuk menusuk lobang memeknya yang terasa hangat. Sepasang pahanya yang putih mulus aku cium, aku kecup sampai membekas bergantian. Berulang kali Rindu melenguh panjang
”aaah......uuuhk......uhuk.....seet.......enak banget.” Dua tangan Rindu memegang erat kepalaku dipaksa turun pada belahan memeknya.”Mas........jilat..........lumat memekku.” Dua pasang pahanya menjepit keras kepalaku saat bibirku mengecup ujung biji itilnya. Aku hisap lobang memeknya yang sudah basah, lendir memeknya terasa asin. Kadang lidahku menjulur-julur menggelitik lobang memek, bergantian menjilat ujung itil. Dua bibir memeknya aku gigit-gigit kecil bergantian. Rindu tambah menggerinjal nikmat, pantatnya diangkat tinggi-tinggi.
“set.......ah........auh........aaaah......itt........it.....itilku enak......aku pengin........aah......awas mas......pejuhku........mau ........ah.......uuuuaaaaaaaahh.” Dari lobang memeknya mengalir deras air pejuhnya yang putih kental. Kontolku yang lagi ngaceng berat rasanya pengin masuk, pengin nusuk lobang memeknya yang berdenyut-denyut. Mataku tak berkedip melihat air pejuh mengalir dari memek Rindu. Aku ganti posisi, dua kaki Rindu aku sampirkan dipundak, sambil duduk ujung kontol aku gesek-gesek pada lobang memek. Kadang ujung bijih itil itu kesentul lubang kontol. Pelan-pelan lubang memeknya yang terbuka lebar, aku masukin kontol.....bles......slep.......bles......bles........bleseeeeek.
“Ah.......aaaah.....Rin........Riiiin......memekmu.....itilmu gurih........aaaa.........aaaah.....istriku memeknya enak.........gurih banget rasanya.” Kontolku seperti dijepit-jepit, denyutan memeknya meremas kuat-kuat batang kontolku. Lalu aku tarik keluar masuk pelan-pelan, rasanya seret banget. Kemudian aku turunkan dua kaki Rindu dari pundang. Sekarang aku bertumpu pada kaki dan tangan, tubuhku tepat diatas tubuh Rindu. Dua pasang susunya yang putih bersih bergoyang-goyang mengikuti irama bunyi sodokan kontolku pada lubang memeknya....plak...plek....plek....plek.
“Mas......akh.....akh.......kontolmu enak........keras.......seperti kanyel-kanyel nyenggol memek, trus........truuusss......yang kuat.” Rindu menjerit-jerit nikmat sambil menerima sodokan-sodokan kantolku dalam lobang memeknya yang tambah basah.
“Rin........liat tuh......memekmu sama kontolku lagi kawin........eeennnaaak banget. Riin.......aku pengin memekmu.......itilmu.” Aku turun mendekap tubuh Rindu, dua pasang susunya mengganjal dada. Lehernya aku hisap kuat-kuat.
“Kawini.........kawini memekku..........itikku buat kamu mas. Nikamti memekku massss. Aku cinta......aku sayang kamu........mas.......ambillah seluruh tubuhku.” Aku peluk erat tubuh Rinda, sambil ngocok-ngocok kontol dimemeknya yang berdenyut kayak empot-empot ayam. Bibirnya aku lumat kuat-kuat, Rindu menjulurkan lidahnya masuk dalam rongga mulutku. Kemudian Rindu menggerakkan posisi tubuhnya miring, aku mengikuti kemauannya. Aku berbalik telentang, dari atas Rindu menindihku kuat-kuat, sementara kontol masih nanjep dalam memeknya. Lalu posisi Rindu berubah, sekarang menduduki kontolku.
“Mas..........dalam banget...........kontolmu mas............kontolmu eeennnnaaak.......enaaaaak banget.” Rindu jongkok sambil mengangkat pinggulnya naik-turun. Lobang memeknya tambah keras menjepit kontolku. Aku raih bongkahan susunya yang bergoyang, indah sekali, aku remas-remas gemes. Airnya susunya keluar merembes lewat celah-celah jariku. Pantatku aku angkat, mengimbangi goyangan pinggul istriku yang lembut. Wajah Rindu menengadah, dua bola matanya tertutup rapat, bibirnya meringis-ringis mendesik menahan nikmat.
“Uuuh......uuuaaakh........aaaaah.” Hanya suara desisan dan lenguhan dari bibir Rindu, menikmati kontolku. “Mass...........memek...........kontol......mu nusuk banget.........ngganjel banget.............lobang memekku penuh.........mas............orang kawin enaaaak banget.” Tanganku berpegangan erat pada pinggulnya, aku bangkit. Sekarang posisiku memangku Rindu, tubuhku saling berhimpitan. Bibir kami saling melumat, saling menjilat, saling tukar ludah. Memek Rindu menekan kuat, ditelan habis semua batal kontolku tanpa sisa. Lalu seperti ada aliran air.......sler........slleeeer..........cret....cret.......dari lobang memek membasahi semua batang kontolku. Rupanya istri sudah orgasme.
“Mas...........sayang..........aku nyampai nih..........airku keluar..........enaaak.” Rindu merintih nikmat, lalu tubuhnya ambruk tertindih tubuhku. Aku cium wajahnya, pipinya aku kecup bergantian.
“Rin......” Aku berbisik memanggilnya. “Aku bahagia sekali........tubuhmu nikmat........apalagi ini.” Aku tusuk lagi memeknya kuat-kuat. Sesekali kocokanku aku buat lambat, kadang aku tarik sampai keluar, lalu aku sentak kuat-kuat sampai istriku menjerit-jerit nikmat.
“Aduh............uh......uh........uh.......hek.” Bibir istriku meringis mendesis menahan nikmat. Tangannya tambah kuat melintir ujung pentilku. “Mas.......terusin.........trusssss.........terusssss..........genjot memekku, itil.........itl........tttilku enak, gurih banget kontolmu............gurih........enak.” Sementara sodokan kontolku tambah kuat, Rindu membuka lebah-lebar pahanya. Susunya goyang kanan-kiri, atas bawah. Bibirnya digigit kuat-kuat menahan nikmat sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dari bawah terdengar bunyi memek sama kontol plak....plek....plak.....plek. Aku lihat jembut memek Rindu sudah basah kadang kebawa masuk dalam memeknya sendiri. Kemudian kontolku aku tanam dalam-dalam pada memeknya. Seperti ada yang meledak dari dalam kontolku. Akhirnya aku crot........crooot.......crooooot........creeeeeeeeeeeet...........pejuhku mengalir deras mengisi setiap lubang memek Rindu. Aku ambruk memeluk tubuh Rindu yang rasanya hangat dan empuk banget. Dau pasang kakinya melingkar erat dipunggungku, ditekan kuat-kuat. Memeknya masih menjepit kuat, menahan kontolku tidak boleh keluar dari memeknya.
“Enak........nikmat.........banget. Air pejuhmu hangat banget. Sembur memekku........ya.......trus.......sembur..........aku hisap........sampai habis air pejuhmu........mas.” Rindu semakin meracau nikmat. Sepasang kakinya masih menahan punggungku, hanya menjepit erat pinggangku. Sementara bibirnya mengecup kuat-kuat leherku sampai berwarna merah.
“Sayaang.........kamu puas, memekmu............tubuhmu.........enak banget. Rin.......aku cinta kamu.........Riiin aku seneng kawin sama kamu.”
“Mas..........jangan lepasin ya..........aku seneng kamu.........kontolmu didalam saja ya......” Rindu melenguh merengek manja.
“Rin.........aku ngantuk banget, tidur ya........” Istriku masih tidak mau melepaskan kontolku, jepitan memeknya masih kuat. “Riiin.........sayang.........besok mas harus kerja.......lepasin sayang.....” Meski terlihat ngambek akhirnya Rindu mau melepaskan kontolku sampai bunyi blok.........plok......kontolku keluar, tapi memek istriku sudah kering. Rupanya air pejuhku ditelan habis-habisan tanpa sisa. Kemudian aku berguling disamping Rindu tertidur lelap.

3 komentar: