“Ma............,sudah malam.....,istirahat mas.”
Rupanya aku yang sedang asyik menulis tidak menyadari kehadiran istriku. Ada
rasa hangat yang mengganjal dipunggungku. Rindu memelukku erat dari belakang,
sepasang susunya yang hangat ditekan-tekan halus pada punggungku. Tangan
kirinya menelusuk musik dalam celana, lalu kontolku dielus lembut.
“Ya.........., sayang......, sebentar aku matiin
komputer dulu.” Aku segera mematikan komputer. Segera berpaling pada Rindu,
kupeluk erat pinggangnya. Bibirnya yang tipis tersenyum manis segera aku
lumat.....rasanya kenyal tapi hangat.
“Rin........., kok kamu belum tidur.” Tegurku
sambil meremas bulatan pantatnya.
“Aaaaah........., mas aku tadi sudah tidur sambil
nyusui si Dikhan.” Rindu tambah semangat membalas lumatan bibirku.
“Mas.......kamu capek nggak, aku pengin kawin....., memekku senut-senut pengin
ditusuk pakai kontolmu mas.....” Tangan kirinya mengurut-urut kontolku biar
tambah ngaceng.
“Aaaaah......enak banget Rin.......” Aku melenguh
panjang, lalu dasternya aku turunkan, rupanya rindu tidak memakai kutang sama
celana dalam. Kami berdiri saling berpelukkan, tubuhku membungkuk, mulutku
mencaplok sepasang susunya yang menantang. Pentilnya aku gigit kecil
bergantian, kadang yang kiri, kadang ganti pentil kanan. Air susunya yang manis
muncrat deras dalam mulutku.
“Aaaaaaaah.........enak banget,
terus.........truuus........isap pentilku........mas........itilku jadi tambah
ngaceng.”Kepalaku ditekan kuat-kuat pada susu kanannya.
“Rin......, pindah kekamar, kasian si Dikhan tidur
sendirian.” Rindu menurut. Segera aku bopong tubuh istriku, lalu aku turunkan
diatas kasur. Sepasang kakinya aku buka lebar-lebar, memek Rindu terlihat
jelas, jembutnya yang lurus tertata rami mengikuti bentuk memeknya yang
merekah. Dua bibir memeknya sekarang bentuknya sudah berubah, mulai
menggelambir, tapi warnanya masih merah merekah. Aku usap-usap bibir memek itu
naik-turun.
”Aaaaaah.........mas...........pegang terus
memekku.......itilku pengin dijilat.........mas........jilat....mas.” Rindu
merintih-rintih nikmat saat biji itilnya aku utak-utik pakai jari, saking
gemasnya aku pijit-pijit. Rasanya biji itil Rindu sudah keras, pertanda lagi
ngaceng.
“Maaas.....
jilatin.........uuh.......uhuk........setttt.” Pantatnya goyang kiri-kanan saat
jari tengahku masuk menusuk lobang memeknya yang terasa hangat. Sepasang
pahanya yang putih mulus aku cium, aku kecup sampai membekas bergantian.
Berulang kali Rindu melenguh panjang
”aaah......uuuhk......uhuk.....seet.......enak
banget.” Dua tangan Rindu memegang erat kepalaku dipaksa turun pada belahan
memeknya.”Mas........jilat..........lumat memekku.” Dua pasang pahanya menjepit
keras kepalaku saat bibirku mengecup ujung biji itilnya. Aku hisap lobang
memeknya yang sudah basah, lendir memeknya terasa asin. Kadang lidahku
menjulur-julur menggelitik lobang memek, bergantian menjilat ujung itil. Dua
bibir memeknya aku gigit-gigit kecil bergantian. Rindu tambah menggerinjal
nikmat, pantatnya diangkat tinggi-tinggi.
“set.......ah........auh........aaaah......itt........it.....itilku
enak......aku pengin........aah......awas mas......pejuhku........mau
........ah.......uuuuaaaaaaaahh.” Dari lobang memeknya mengalir deras air
pejuhnya yang putih kental. Kontolku yang lagi ngaceng berat rasanya pengin
masuk, pengin nusuk lobang memeknya yang berdenyut-denyut. Mataku tak berkedip
melihat air pejuh mengalir dari memek Rindu. Aku ganti posisi, dua kaki Rindu
aku sampirkan dipundak, sambil duduk ujung kontol aku gesek-gesek pada lobang
memek. Kadang ujung bijih itil itu kesentul lubang kontol. Pelan-pelan lubang
memeknya yang terbuka lebar, aku masukin kontol.....bles......slep.......bles......bles........bleseeeeek.
“Ah.......aaaah.....Rin........Riiiin......memekmu.....itilmu
gurih........aaaa.........aaaah.....istriku memeknya enak.........gurih banget
rasanya.” Kontolku seperti dijepit-jepit, denyutan memeknya meremas kuat-kuat
batang kontolku. Lalu aku tarik keluar masuk pelan-pelan, rasanya seret banget.
Kemudian aku turunkan dua kaki Rindu dari pundang. Sekarang aku bertumpu pada
kaki dan tangan, tubuhku tepat diatas tubuh Rindu. Dua pasang susunya yang
putih bersih bergoyang-goyang mengikuti irama bunyi sodokan kontolku pada
lubang memeknya....plak...plek....plek....plek.
“Mas......akh.....akh.......kontolmu enak........keras.......seperti
kanyel-kanyel nyenggol memek, trus........truuusss......yang kuat.” Rindu
menjerit-jerit nikmat sambil menerima sodokan-sodokan kantolku dalam lobang
memeknya yang tambah basah.
“Rin........liat tuh......memekmu sama kontolku
lagi kawin........eeennnaaak banget. Riin.......aku pengin
memekmu.......itilmu.” Aku turun mendekap tubuh Rindu, dua pasang susunya
mengganjal dada. Lehernya aku hisap kuat-kuat.
“Kawini.........kawini memekku..........itikku buat
kamu mas. Nikamti memekku massss. Aku cinta......aku sayang
kamu........mas.......ambillah seluruh tubuhku.” Aku peluk erat tubuh Rinda,
sambil ngocok-ngocok kontol dimemeknya yang berdenyut kayak empot-empot ayam.
Bibirnya aku lumat kuat-kuat, Rindu menjulurkan lidahnya masuk dalam rongga
mulutku. Kemudian Rindu menggerakkan posisi tubuhnya miring, aku mengikuti
kemauannya. Aku berbalik telentang, dari atas Rindu menindihku kuat-kuat,
sementara kontol masih nanjep dalam memeknya. Lalu posisi Rindu berubah,
sekarang menduduki kontolku.
“Mas..........dalam banget...........kontolmu
mas............kontolmu eeennnnaaak.......enaaaaak banget.” Rindu jongkok
sambil mengangkat pinggulnya naik-turun. Lobang memeknya tambah keras menjepit
kontolku. Aku raih bongkahan susunya yang bergoyang, indah sekali, aku
remas-remas gemes. Airnya susunya keluar merembes lewat celah-celah jariku. Pantatku
aku angkat, mengimbangi goyangan pinggul istriku yang lembut. Wajah Rindu
menengadah, dua bola matanya tertutup rapat, bibirnya meringis-ringis mendesik
menahan nikmat.
“Uuuh......uuuaaakh........aaaaah.” Hanya suara
desisan dan lenguhan dari bibir Rindu, menikmati kontolku.
“Mass...........memek...........kontol......mu nusuk banget.........ngganjel
banget.............lobang memekku penuh.........mas............orang kawin
enaaaak banget.” Tanganku berpegangan erat pada pinggulnya, aku bangkit.
Sekarang posisiku memangku Rindu, tubuhku saling berhimpitan. Bibir kami saling
melumat, saling menjilat, saling tukar ludah. Memek Rindu menekan kuat, ditelan
habis semua batal kontolku tanpa sisa. Lalu seperti ada aliran
air.......sler........slleeeer..........cret....cret.......dari lobang memek
membasahi semua batang kontolku. Rupanya istri sudah orgasme.
“Mas...........sayang..........aku nyampai
nih..........airku keluar..........enaaak.” Rindu merintih nikmat, lalu
tubuhnya ambruk tertindih tubuhku. Aku cium wajahnya, pipinya aku kecup
bergantian.
“Rin......” Aku berbisik memanggilnya. “Aku bahagia
sekali........tubuhmu nikmat........apalagi ini.” Aku tusuk lagi memeknya
kuat-kuat. Sesekali kocokanku aku buat lambat, kadang aku tarik sampai keluar,
lalu aku sentak kuat-kuat sampai istriku menjerit-jerit nikmat.
“Aduh............uh......uh........uh.......hek.”
Bibir istriku meringis mendesis menahan nikmat. Tangannya tambah kuat melintir
ujung pentilku.
“Mas.......terusin.........trusssss.........terusssss..........genjot memekku,
itil.........itl........tttilku enak, gurih banget
kontolmu............gurih........enak.” Sementara sodokan kontolku tambah kuat,
Rindu membuka lebah-lebar pahanya. Susunya goyang kanan-kiri, atas bawah.
Bibirnya digigit kuat-kuat menahan nikmat sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Dari bawah terdengar bunyi memek sama kontol plak....plek....plak.....plek. Aku
lihat jembut memek Rindu sudah basah kadang kebawa masuk dalam memeknya
sendiri. Kemudian kontolku aku tanam dalam-dalam pada memeknya. Seperti ada
yang meledak dari dalam kontolku. Akhirnya aku
crot........crooot.......crooooot........creeeeeeeeeeeet...........pejuhku
mengalir deras mengisi setiap lubang memek Rindu. Aku ambruk memeluk tubuh
Rindu yang rasanya hangat dan empuk banget. Dau pasang kakinya melingkar erat
dipunggungku, ditekan kuat-kuat. Memeknya masih menjepit kuat, menahan kontolku
tidak boleh keluar dari memeknya.
“Enak........nikmat.........banget. Air pejuhmu
hangat banget. Sembur memekku........ya.......trus.......sembur..........aku
hisap........sampai habis air pejuhmu........mas.” Rindu semakin meracau
nikmat. Sepasang kakinya masih menahan punggungku, hanya menjepit erat
pinggangku. Sementara bibirnya mengecup kuat-kuat leherku sampai berwarna
merah.
“Sayaang.........kamu puas,
memekmu............tubuhmu.........enak banget. Rin.......aku cinta
kamu.........Riiin aku seneng kawin sama kamu.”
“Mas..........jangan lepasin ya..........aku seneng
kamu.........kontolmu didalam saja ya......” Rindu melenguh merengek manja.
“Rin.........aku ngantuk banget, tidur ya........”
Istriku masih tidak mau melepaskan kontolku, jepitan memeknya masih kuat.
“Riiin.........sayang.........besok mas harus kerja.......lepasin sayang.....”
Meski terlihat ngambek akhirnya Rindu mau melepaskan kontolku sampai bunyi
blok.........plok......kontolku keluar, tapi memek istriku sudah kering.
Rupanya air pejuhku ditelan habis-habisan tanpa sisa. Kemudian aku berguling
disamping Rindu tertidur lelap.
OBAT BIUS
BalasHapus✔ Obat Tidur
✔ Obat Bius
✔ Obat Bius Cair
✔ Obat Bius Hirup
✔ Obat Bius Semprot
✔ Membesarkan Penis
CALL/WA : 0823 2299 4900
Terimakasih agan-agan yang sudah pasang iklan diblogku
BalasHapusMakasih ya gan
BalasHapus